top of page
  • Writer's picturejejegcreative

(Masih) Menanti Bukanya Pasar Muntilan

3 Maret 2018, suasana Pasar Relokasi Muntilan masih dipenuhi dengan aktivitas perdagangan. Suara pedagang berteriak menjajakan daganganya, sedangkan ada juga suara para pembeli yang berusaha untuk menawar barang yang diincar. Di antara riuhnya orang, terdapat Latief (42), seorang pedagang daging potong. Ditemui di kiosnya yang berupa sebuah meja kecil di salah satu sudut pasar, Latief tengah memotong-motong daging ayam untuk diberikan kepada pembeli yang tengah menunggu.


Pedagang yang tidak mau pindah ke Pasar Relokasi, memilih bertahan dengan berjualan di jalan samping lokasi Pasar Induk Muntilan

“Sudah satu setengah tahun pindah di sini. Rasanya masih enakan di pasar lama,” ujarnya ringan. Ungkapan yang sama juga diucapkan oleh Menik (59), seorang penjual snack dan jajanan ringan.

“Dulu di pasar lama, saya punya lapak 9 meter. Jadinya luas dan tidak panas, ada atapnya. Tapi kini cuma di kasih jatah 3 meter. Panas dan sering banjir,” keluh Menik.


Begitulah keluh kesah sebagian pedagang yang harus sementara waktu berpindah dari Pasar Induk

Muntilan yang menjalani proses rekonstruksi. Dimulai sejak tahun akhir tahun 2016, proses pembangunan sudah mencapai 70 persen dan ditargetkan akan selesai pada akhir Desember 2018.


Mengetahui proses pembangunan yang hampir selesai, para pedagang sangat mengharapkan agar mereka dapat segera menempati Pasar Induk Muntilan. Harapan terbesar mereka adalah agar pelanggan yang selama ini terpencar-pencar dapat kembali kepada mereka.


“Ya, semoga dengan pasar itu bisa memulihkan ekonomi masyarakat Muntilan, kayak dulu sebelum pasar itu dibangun,” harap Latief, selaku salah satu Koordinator Komunitas Pedagang Pasar Muntilan.


Dipagari seng, Pasar Muntilan hampir sepenuhnya selesai

Belum ada kepastian


Kini, Maret 2019, bangunan Pasar Induk Muntilan sudah berdiri megah di selatan Jalan Pemuda 12, Pucungrejo, Muntilan. Gedung setinggi tiga lantai tampil baru dengan warna jingga yang mencolok dan sebuah Monumen Adipura Kecamatan Muntilan yang diraih pada tahun 2017. Atapnya yang berkilau merah menyala dengan terang, menandakan bahwa bangunan pasar tersebut sudah siap untuk menjalankan fungsinya.


Akan tetapi, kabar rampungnya Pasar Induk Muntilan justru semakin membuat para pedagang harus bersabar. Telah genap setahun Latief mengutarakan harapannya untuk segera menempati kompleks baru Pasar Induk Muntilan, namun harapan masih menjadi harapan.


Para pedagang masih belum mengetahui kapan mereka bisa pindah ke sana. Berbagai kabar beredar, mulai dari pemasangan lampu yang belum selesai, pagar yang masih belum terpasang, hingga penentuan tanggal peresmian yang belum pasti.


Mulai dari nol


Sebagian besar pedagang, seperti Latief dan Menik, menyadari bahwa nantinya mereka harus kembali mulai dari nol. Mereka harus menyesuaikan diri dengan situasi kompleks pasar yang baru, dan juga harus kembali menarik minat para pelanggan maupun pembeli baru agar dagangan mereka dapat kembali laris.


“Pas pasarnya pindah di sini, banyak pelanggan lama saya yang tidak tahu kalau saya pindah di sini,” ujar Menik. “Besok pun kalau pasarnya sudah jadi dan saya pindah ke sana, ya saya juga harus cari pelanggan baru lagi.”


“Saya tidak tahu besok sistemnya gimana. Paling ya nanti kalau digabungin daging sama daging, baju sama baju, jadinya ya susah,” Latief menjawab singkat.


Cerita antara Latief dan Menik tentu adalah sebagian cerita kecil dari ratusan pedagang Pasar Muntilan lain yang masih belum memiliki gambaran tentang bagaimana mereka akan berjualan nanti. Yang jelas, mereka hanya bisa menunggu, menunggu hingga akhirnya harapan mereka akan pasar yang benar-benar mampu menjadikan tempat yang layak bagi mereka untuk mencari nafkah, dapat terkabulkan.

73 views0 comments

Recent Posts

See All
Post: Blog2_Post
bottom of page